اِسْم إِشَارَة ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah)Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua):
1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:
هَذِهِ كُتُبٌ(= ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ (= ini majalah-majalah)
تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (= itu majalah-majalah)
2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat danأُولَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat:هَذِهِ كُتُبٌ(= ini buku-buku); هَذِهِ مَجَلاَّتٌ (= ini majalah-majalah)
تِلْكَ كُتُبٌ (= itu buku-buku); تِلْكَ مَجَلاَّتٌ (= itu majalah-majalah)
هَؤُلاَءِ طُلاَّبٌ (= ini siswa-siswa); هَؤُلاَءِ طَالِبَاتٌ (= ini siswi-siswi)
أُولَئِكَ طُلاَّبٌ (= itu siswa-siswa); أُولَئِكَ طَالِبَاتٌ (= itu siswi-siswi)
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung) الاسم الموصول
Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk
menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat.
Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang".
isim maushul ini tidak dapat berdiri sendiri. Ada beberapa isim yang dapat menjadi isim mausul, yaitu: من , ما , serta الذي
Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (yang).
Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat جَاءَ الطَّالِبُ : = datang mahasiswa itu
Kalimat II الطَّالِبُ يَدرُسُ الشَّرِيعَة : = mahasiswa itu belajar Syari’ah
Kalimat III يَدرُسُ الشَّرِيعَة جَاءَ الطَّالِبُ الَّذِي = datang mahasiswa yang belajar Syari’ah
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka:
* الَّذِيْ menjadi: الَّتِيْ
جَاءَتِ الطَّالِبَةُ الَّتِي تَدْرُسُ الشَّرِيعَة datang mahasiswi yang belajar Syari’ah
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka:
* الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ sedangkan الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ
جَاءَ الطَّالِبَانِ الَّذانِ يَدْرُسَانِ الشَّرِيعَة = datang dua mahasiswa yang belajar Syari’ah
جَاءَتِ الطَّالِبَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ الشَّرِيعَة= datang dua mahasiswi yang belajar Syari’ah
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
* الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
= جَاءَ الطُّلَّابُ الَّذِينَ يَدْرُسُونَ الشَّرِيعَةdatang mahasiswa-mahasiswa yang belajar Syari’ah
جَاءَتِ الطَّالِبَاتُ اللَّاتِي يَدْرُسْنَ الشَّرِيعَة= datang mahasiswi-mahasiswi yang belajar Syari’ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar